Home » »

Written By JUALAN ONLINE on Jumat, 18 Mei 2012 | 20.12

Aku Berhenti Berharap pada Kapitalisme.



Ini adalah kisah di sebuah negeri yang dinamakan negeri bebek. Mayoritas penduduk di negeri bebek adalah umat Islam, namun sayangnya mereka belum mengetahui tujuan hidupnya.
Negeri bebek sangat kaya, areal hutannya terluas di dunia. Tanahnya subur, alamnya indah. Potensi kekayaan lautnya luar biasa dengan 6,2 juta ton ikan, mutiara, minyak, dan mineral lainnya. Daratannya mengandung barang tambang emas, nikel, timah, tembaga, batu bara, dan sebagainya. Di bawah perut buminya tersimpan gas dan minyak yang cukup besar.
“Negeri Bebek” adalah sebuah nama yang diputuskan setelah penemu negara ini bermusyawarah dan melihat ciri khas orang-orang di negeri bebek bangsa ini sangat gemar ikut-ikutan.
Sayangnya, kekayaan negeri bebek tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan penduduknya. SDM di Negeri Bebek no 109 dari 174 negara (UNDP, 2000). Hanya 11% siswa SMU yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi (APTISI, 2000). Sistem pendidikan di Negeri Bebek no 12 dari 12 negara Asia (PERC, 2001). 100 juta (50% penduduk negeri bebek hidup di garis kemiskinan (Media Indonesia, 2006). Di negeri bebek 40 juta orang menganggur (Kompas, 2006). Sampai akhir 2000 hutang di Negeri Bebek Rp 1.280 T (KOMPAS, 2001). Akhir tahun 2005 naik menjadi Rp 2000 T. Entah berapa hutangnya di tahun 2012 ini. Hingga 1998, diperkirakan pengguna narkotika di negeri Bebek 1-2 % populasi penduduk. Di Ibukota negeri Bebek jumlah penderita narkoba telah mencapai 1,3 juta orang (Republika, 1999). APBN di negeri bebek: untuk membayar hutang dan bunga (Rp 110,82 T) Pendidikan (Rp 25,71 T) Kesehatan (Rp 6,79 T) Perumahan dan fasilitas umum (Rp 2,20 T) Perlindungan sosial (Rp 1,92 T) (APBN, 2005). Ironisnya, tahun 2005 lalu, Pemerintah Dareah Ibukota di Negeri Bebek menyumbang Rp. 100.000.000 untuk penyelenggaraan kontes waria (Adian Husaini, 2006).

Kepalaku terus dipenuhi pertanyaan, mengapa kondisi negeri bebek seperti ini? Kita harus mengakhirinya. Bukan begitu sahabat? Jika mereka tidak bisa menyelesaikannya, maka kita yang harus melakukan perubahan. Kita harus punya peran!
Maka dari sinilah perenunganku dimulai....
Akhirnya aku tahu siapa yang harus bertanggung jawab terhadap kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, kemerosotan moral di negeri ini.
KAPITALISME.
Ah ya, dulu dia begitu mempesona, menawarkan kebebasan, menawarkan kesejahteraan, menawarkan kemudahan hidup.
Rupanya aku terlalu banyak berharap. Karena sesuai dengan namanya, Kapitalisme hanya berpihak pada orang yang memiliki modal. Para kapitalis rakus yang membabat habis seluruh kekayaan di negeri ini. Menyisakan luka dan kesulitan hidup bagi mayoritas rakyatnya.
Kapitalisme membuat generasi muda di negeri ini terbuai dengan gaya hidup mereka yang bebas. Mereka menjadi orang-orang yang egois, apatis, dan lupa terhadap tanggung jawab besar di pundaknya kelak.
Kapitalisme membuat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Kapitalisme membuat para ibu harus bekerja ke luar rumah untuk membantu menopang hidup, sehingga anak-anak mereka menjadi kurang kasih sayang. Mereka menjadi remaja labil dan sangat rapuh.

Aku berhenti berharap. Aku benar-benar berhenti berharap.
Aku berhenti berharap pada ekonomi kapitalistik, politik oportunistik, budaya hedonistik, pendidikan materialistik, serta tata sosial individualistik yang ditawarkan KAPITALISME.

Bosan aku dengan kapitalisme. Pergi saja kau sekularisme. Seperti berjelaga jika kalian disini.

Closing:
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
(QS. Al A’raf - 96)
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KUMPULAN DOA HARIAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger